Anggota parlemen daerah, Tun Thar Sein, mengatakan, pertempuran Sabtu (29/2/) pecah setelah Tentara Arakan menyerang konvoi militer yang melewati daerah itu.
Upaya diplomatik untuk menyelesaikan krisis yang dipimpin oleh PBB dan Perhimpunan negara-negara Asia Tenggara sejauh ini hanya menghasilkan sedikit kemajuan, dengan para jenderal menolak untuk terlibat dengan lawan perebutan kekuasaan mereka.